A. Proses
Pengambilan Keputusan
Proses pengambiln keputusan dalam organisasi ialah kumpulan yang terdiri dari beberapa orang untuk mencapai tujuan bersama, didalam organisasi rentan terjadinya selisih pendapat begitu juga keputusan dalam mengambil sikap, dapat diartikan cara organisasi dalam pengambilan keputusan. Terdapat 4 metode bagaimana cara organisasi dalam pengambilan keputusan, ke 4 metode tersebut adalah : yaitu kewenangan tanpa diskusi (authority rule without discussion), pendapat ahli (expert opinion), kewenangan setelah diskusi (authority rule after discussion), dan kesepakatan (consensus). Pengambilan keputusan merupakan suatu cara pemilihan diantara berbagai alternatif yang ada. Dalam organisasi, para manajer mengambil keputusan berdasarkan informasi atau komunikasi yang diterima. Pengambilan keputusan digunakan untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi. Keputusan dari seorang pemimpin datang melalui suatu proses artinya tidak datang secara tiba-tiba. Perencanaan dan pengembangan strategi pemasaran membutuhkan pemahaman mendasar tentang perilaku konsumen. Bentuk keputusan pembelian terhadap merek dan kelompok produk akan tergantung dari tipe konsumen yang dilayani perusahaan yaitu konsumen akhir dan konsumen organisasional. Pemahaman perilaku konsumen secara menyeluruh mencakup tujuh kunci yaitu bahwa perilaku konsumen pada dasarnya adalah suatu proses yang kompleks yang mencakup berbagai aktivitas, peran, dan keterlibatan manusia pada berbagai keadaan dari pengaruh faktor lingkungan.
Pengambilan keputusan harus dilandasi oleh prosedur dan teknik serta didukung oleh informasi yang tepat (accurate), benar (reliable), dan tepat waktu (timeliness). Fred luthans dalam bukunya perilaku organisasi menyebutkan bahwa pengambilan keputusan didefinisikan secara universal sebagai pemilihan alternatif. Pengambilan keputusan erat kaitannya dengan pemilihan suatu alternatif untuk menyelesaikan atau memecahkan masalah. Proses pengambilan keputusan memiliki fungsi sebagai suatu awal dari segala aktivitas manusia baik individu maupun berkelompok yang dapat menentukan langkah selanjutnya dimana pengaruhnya akan berlangsung dalam waktu yang sebentar atau dalam waktu yang cukup lama.
Dan adapun 2 macam jenis
keputusan yaitu :
-
Keputusan Terprogram
Keputusan terprogram merupakan keputusan yang bersifat terstruktur. Keputusan dapat diprogram atau direncanakan jika keputusan tersebut mempunyai karakteristik yang berulang dan rumit serta telah dikembangkan prosedur tertentu untuk menanganinya. Secara tradisional, keputusan yang diprogramkan telah ditangani dengan norma, prosedur kerja yang baku, dan struktur organisasi yang dikembangkan prosedur yang spesifik untuk menanganinya. Prosedur spesifik yang dibuat untuk masalah-masalah yang berulang dan rutin. Keputusan yang dibuat menurut kebiasaan, aturan atau prosedur. Keputusan ini adalah rutin atau berulang-ulang.
Keputusan terprogram merupakan keputusan yang bersifat terstruktur. Keputusan dapat diprogram atau direncanakan jika keputusan tersebut mempunyai karakteristik yang berulang dan rumit serta telah dikembangkan prosedur tertentu untuk menanganinya. Secara tradisional, keputusan yang diprogramkan telah ditangani dengan norma, prosedur kerja yang baku, dan struktur organisasi yang dikembangkan prosedur yang spesifik untuk menanganinya. Prosedur spesifik yang dibuat untuk masalah-masalah yang berulang dan rutin. Keputusan yang dibuat menurut kebiasaan, aturan atau prosedur. Keputusan ini adalah rutin atau berulang-ulang.
-
Keputusan Tidak Terprogram
Keputusan tidak terprogram merupakan keputusan yang tidak terstruktur. Suatu keputusan tidak diprogramkan apabila keputusan tersebut bersifat baru dan tidak rutin terjadi. Pimpinan atau manajer yang berwenang mengambil keputusan yang tidak diprogramkan perlu membuat keputusan yang terbaik dalam segala situasi dan kondisi dengan menggunakan model keputusan yang ada. Keputusan tidak terprogram diperlukan untuk masalah-masalah manajemen yang unik dan kompleks. Keputusan yang berkenaan dengan masalah-masalah khusus, khas dan tidak biasa terjadi. Semakin tinggi kedudukan dalam hirarki dalam organisasi, dibutuhkan kemampuan untuk membuat keputususan yang tidak diprogramkan.
Keputusan tidak terprogram merupakan keputusan yang tidak terstruktur. Suatu keputusan tidak diprogramkan apabila keputusan tersebut bersifat baru dan tidak rutin terjadi. Pimpinan atau manajer yang berwenang mengambil keputusan yang tidak diprogramkan perlu membuat keputusan yang terbaik dalam segala situasi dan kondisi dengan menggunakan model keputusan yang ada. Keputusan tidak terprogram diperlukan untuk masalah-masalah manajemen yang unik dan kompleks. Keputusan yang berkenaan dengan masalah-masalah khusus, khas dan tidak biasa terjadi. Semakin tinggi kedudukan dalam hirarki dalam organisasi, dibutuhkan kemampuan untuk membuat keputususan yang tidak diprogramkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar